Breaking News

Diperkirakan Habiskan Dana APBD Rp. 13,9 Miliar, DPRD dan Tokoh Masyarakat Kaget Waterboom Dikawasan Malibo Anai "Raib"

 

Waterboom yang berdiri kokoh dikawasan Malibo Anai, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Propinsi Sumbar, kini Waterboom bernilai belasan miliar itu sudah "raib" dari tempatnya berdiri ? (Dok. Foto 23 Sept. 2014)

Padang Pariaman (SUMBAR) internewss - Waterboom yang berdiri dikawasan Malibo Anai kini telah "raib" begitu saja. Dulu Waterboom ini dibangun Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menggunakan dana APBD Kabupaten Padang Pariaman lebih kurang Rp. 13,9 miliar, namun oleh Pemkab Padang Pariaman juga Waterboom hilang dari posisi nya ?.


Hal tersebut sontak membuat kaget banyak pihak dari kalangan DPRD Kabupaten Padang Pariaman dan Tokoh masyarakat. Ketua DPRD Kabupaten Padang Pariaman Arwinsyah, ST. MT, yang dihubungi internewss, 7 Juli 2022, mengemukakan rasa kekecewaan atas "raib nya" waterboom yang dibangun dikawasan Malibo Anai."Saya begitu menyanyangkan Waterboom yang dibangun dengan dana begitu besar yakni Rp. 13 miliar lebih hilang begitu saja"kata Arwinsyah.


Dikatakannya, alasan yang didengar untuk menghapuskan aset Waterboom dari sejumlah sumber dilingkungan Pemkab Padang Pariaman, menyebutkan bahwa setiap tahun di Waterboom selalu ada temuan oleh BPK RI. Sebab selama ini, Waterboom belum bisa dikelola dan dimanfaatkan, sementara Waterboom masih butuh biaya besar untuk meneruskan pembangunannya.


Menurut Arwinsyah, Waterboom yang dibangun Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman sebuah contoh tidak matang nya rencana pembangunan yang dibuat."Ini akibat perencanaan tidak matang, sehingga Waterboom yang telah dibangun tidak bisa difungsikan dan bermanfaat seperti rencana pembangunan, sekarang aset Waterboom dihapuskan"kata Arwinsyah.


Kalau pembangunan direncanakan seperti ini, tentunya dana pajak dari masyarakat yang terkumpul dalam APBD Kabupaten Padang Pariaman, menjadi sia - sia. Untuk itu kedepan, perencanaan perlu dibuat sebaik mungkin dan matang, dengan melibatkan OPD terkait seperti Dinas PU, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup."Supaya pembangunan seperti Waterboom tidak berulang kembali pada masa berikutnya, perlu perencanaan matang dengan melibatkan OPD terkait"katanya.


"Apa dasar diputihkan nya aset Waterboom tersebut saya tidak tahu, apakah atas temuan - temuan BPK RI, atau ada saran dari BPK RI itu saya tidak tahu,"ungkapnya.


Hal senada juga diutarakan oleh Basir Anggota Komisi I DPRD Padang Pariaman, dari Partai Demokrad, kepada internewss, Kamis 28 Juli 2022, bahwa Ia tidak tahu kalau Waterboom di kawasan Malibo Anai sudah tidak ada. Sebab untuk Waterboom, kami di DPRD selalu mendorong Pemkab Padang Pariaman untuk memfungsikan sesuai rencana pembangunan nya. Lebih jauh mengetahui masalah Waterboom yakni komisi IV yang membidanginya.

 

"Saya nanti akan mencari tahu informasi Waterboom kepada komisi IV, apakah benar Waterboom sudah tidak ada lagi, sebab sampai sekarang saya belum mendapat pemberitahuan secara tertulis dari Pemkab Padang Pariaman"jelasnya.


"Yang jelas untuk Waterboom saya di DPRD meminta untuk difungsikan, apa yang terjadi selanjut nya soal Waterboom saya belum tahu"terangnya lagi.


Ditambahkan Basir, setiap rapat di DPRD Pemkab Padang Pariaman selalu diingatkan untuk memfungsikan Waterboom."Sudah sering diingatkan, dalam rapat - rapat di DPRD soal Waterboom ini selalu saya ingatkan Pemkab untuk difungsikan"sebutnya.


Sementara itu, Masrizal Anggota DPRD Padang Pariaman Periode 2009 - 2014 dari partai PPP dan tokoh masyarakat Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, begitu miris mendengar Waterboom sudah tidak ada lagi di kawasan Malibo Anai. Dulu setahu nya Waterboom dibangun untuk mendatang kan devisa bagi daerah dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitarnya. Namun, Waterboom tersebut pada periode berikutnya tidak diteruskan sehingga menjadi tidak pernah berfungsi sesuai rencana pembangunannya.


Menurut Masril, pembangunan Waterboom dikawasan Malibo Anai sudah tepat, karena berada di wilayah strategis untuk rekreasi keluarga. "Seharusnya pemanfaatan Waterboom ini diteruskan dan difungsikan oleh pejabat selanjutnya, jangan dibiarkan mangkrak, bahkan ditiadakan seperti sekarang"katanya.


Saat ini kata Masril, pembangunan mangkrak seperti Waterboom ini banyak di wilayah kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung diantaranya pembangunan jembatan Anduriang yang sampai saat ini masih berupa pondasi."Dulu saat saya masih di DPRD, pembangunan jembatan Anduriang ini pernah dianggarkan Rp. 1 miliar lebih, namun kenapa sampai sekarang pembangunan jembatan tidak dilanjutkan, sedangkan jembatan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat"sesalnya.


Rencana pembangunan seperti ini juga terjadi pada kawasan tarok city yang telah menghabiskan anggaran APBD yang tidak sedikit jumlah nya. "Kenapa pembangunan tarok city tidak dilanjutkan, dibiarkan mangkrak begitu saja"ungkapnya.


Ia berharap, kepada pemerintahan saat ini bisa melanjutkan program pembangunan yang sudah berjalan, supaya manfaat nya dirasakan masyarakat. "Kalau dibiarkan mangkrak begini, kan sia - sia juga dana besar yang telah habis dikeluarkan, sebaiknya Pemkab tetap mendukung dan melanjutkan pembangunan yang sudah ada ini supaya bermanfaat bagi APBD daerah terutama masyarakat"sebutnya.


Ia menyarankan supaya program pembangunan yang dibuat Pemkab Padang Pariaman kedepan betul - betul sudah terencana dengan matang dan melibatkan semua elemen yang ada di pemerintahan maupun masyarakat. "Jangan ada lagi dikabupaten Padang Pariaman pembangunan tidak selesai atau mangkrak"paparnya.  (Tim/int)


Berita Terkait:

Luput Dari Mata Masyarakat, Waterboom Senilai Rp. 13,9 miliar dikabupaten Padang Pariaman "Lenyap" ?

Tidak ada komentar

Selamat datang di Website Kami, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda puas!!