Breaking News

Menyorot Proyek Jalan Dinas BMCKTR Sumbar di Batu Sangkar. Kinerja Rekanan Kurang Profesional, Jalan Simpang Baso - Piladang Rawan Kecelakaan

Potret proyek jalan milik Dinas BMCKTR Sumbar di Kabupaten Tanah Datar, foto Senin 14 Desember 2022


Kab.Tanah Datar,(SUMBAR). internewss - Disinyalir akibat pekerjaan rekanan kurang profesional, sehingga ruas jalan Simpang Baso - Piladang, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat yang tengah dalam masa pengerjaan menjadi rawan kecelakaan. Hal ini dikeluhkan oleh masyarakat Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat, yang tinggal di sepanjang ruas jalan tersebut. Menurut masyarakat sejak pekerjaan pembuatan saluran pada kiri dan kanan bahu jalan dilakukan kontraktor PT. Laskar Muda Gemilang, jalan menjadi sempit akibat penumpukan material galian pada bahu jalan.


Dari penelusuran tim media internewss dilokasi pekerjaan jalan Simpang Baso - Piladang (P.079) DAK, pada Senin 12 Desember 2022, bahu jalan tidak maksimal dilindasi kendaraan bermotor dikarenakan tanah bekas galian yang ditumpuk dibahu jalan sehingga mengakibatkan bahu jalan bergelombang dan tanahnya lunak. Disamping itu, juga terdapat lobang - lobang bekas galian disisi pasangan batu saluran yang sewaktu - waktu mengancam keselamatan pengendara bermotor. Parahnya, kondisi demikian terkesan kurang di perhatikan pihak rekanan dari Dinas BMCKTR (Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang) Propinsi Sumatera Barat karena tidak terlihat ada rambu yang dipasang sebagai penanda untuk pengendara bermotor supaya berhati - hati saat melewati ruas jalan yang tengah dalam pengerjaan tersebut.



"Mestinya tanah galian tidak ditumpuk dibahu jalan, karena bisa menyebabkan jalan sempit dan bahu jalan tanah nya lunak saat digilas kendaraan. Harusnya pihak kontraktor sudah tahu aturan melaksanakan pekerjaan, ini tidak, kondisi begini dibiarkan tanpa rambu peringatan dan sangat berbahaya bagi pengendara bermotor"kata Rusli.


Mansur warga lainnya, juga mengeluhkan hal ini akibat kurang adanya perhatian pihak kontraktor terhadap pekerjaan dilapangan. "Rambu - rambu tidak ada. Sedangkan bahu jalan sudah parah seperti saat ini, bergelombang dan tanahnya lunak dilindas kendaraan"katanya.


Keluhan lain juga disampaikan oleh Datuk Majo Kayo, sejak pekerjaan penggalian dilakukan tepat didepan rumahnya, kurang lebih dua bulan dari sekarang belum ada dikerjakan sehingga depan rumahnya menjadi curam."Waktu pekerjaan penggalian dilakukan, kata pekerja akan dibuatkan jembatan sementara untuk kami keluar masuk dari rumah. Tapi selesai digali sudah hampir dua bulan ini tidak ada yang bekerja, dan jembatan kayu itu kami yang membuatnya"timpal Asma kecewa.


Sementara itu, dilokasi pekerjaan yang terlihat pekerja yang tengah melakukan pengecoran, namun aneh pekerjaan tersebut tanpa diawasi oleh pihak konsultan pengawas dan pelaksana lapangan."Pengawas sedang keluar, begitu juga dengan pelaksana lapangan. Kami hanya pekerja dan saya baru dua hari ini bekerja"terang pekerja tersebut yang mengaku bernama Randi. 


Masyarakat berharap kurang bagus kinerja kontraktor Dinas BMCKTR Propinsi Sumatera Barat yang melaksanakan proyek ber nomor kontrak 620/81/KTR-BM/2022, tanggal kontrak 15 Juni 2022, nilai kontrak Rp.7.887.227.746,48 disikapi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar. 


Selain pekerjaan kontraktor telat dari masa pelaksanaan, mutu pekerjaan juga jauh dari aspek teknis yang dianjurkan. Namun sayang pihak Konsultan Pengawas CV Misuda Enjineering Consultan, pada saat itu tidak satupun berhasil ditemui dilapangan, menurut informasi pekerja dilapangan pihak pengawas dan pelaksana lapangan sedang keluar. (DM/int)

Tidak ada komentar

Selamat datang di Website Kami, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda puas!!