Kasatker P2JN Sumbar, Yudho Dwi Hadiarto, ST. MT : Keluhan Masyarakat terhadap Kualitas Jalan, Merupakan Kritikan Membangun
Rambu jalan program padat karya pada salah satu ruas jalan nasional |
Sumbar-Internewss - Kualitas perbaikan pada ruas jalan nasional di Propinsi Sumatera Barat periode dua tahun terakhir 2019 - 2020 dirasakan menurun oleh masyarakat. Karena, masih ada kedapatan ruas jalan nasional yang telah dilakukan perbaikan tetapi beberapa bulan kedepan kembali mengalami kerusakan.
Ragam persoalan yang terjadi dalam masa pelaksanaan pekerjaan disinyalir jadi indikator penyebab berkurangnya mutu dan kualitas pengerjaan. Persoalan dimaksud seperti penggunaan material bermutu rendah (tidak sesuai spek-red) hingga pengerjaan pengaspalan pada waktu hujan, sehingga berdampak pada perbaikan yang dilakukan tidak sesuai dengan umur rencana.
Kasatker P2JN Sumbar Yudho Dwi Hadiarto, ST. MT, bersama media ini dikantornya, Selasa (16/3) |
Tentunya persolaan dimaksud juga tidak lepas dari fungsi pengawasan dari pihak konsultan supervisi. "Sudut pandang masyarakat awam pasti beda melihatnya" kata Yudho Dwi Hadiarto, ST. MT, Kasatker P2JN BPJN III Sumbar, menanggapi hal tersebut kepada media ini dikantornya, Selasa (16/3).
Namun kata Yudho, keluhan masyarakat tersebut merupakan sebuah kritik yang membangun bagi pihaknya untuk terus bekerja maksimal guna mewujudkan ruas jalan nasional yang mantap di Propinsi Sumatera Barat. Dikatakan Yudho, sejauh ini pengawasan oleh perusahaan supervisi yang menjadi mitra kerja Satker P2JN sudah berjalan dengan baik.
Namun demikian, pengawasan yang dilaksanakan oleh rekanan tetap dibawah kontrol Satker P2JN, sebab pihaknya tidak saja menerima laporan dari rekanan, namun juga rutin turun meninjau pelaksanaan pekerjaan oleh rekanan dilapangan. "Dalam bekerja, kita selalu mengingatkan rekanan supaya bertindak tegas, kalau tidak sesuai teknis yaa di rijek jika perlu dihentikan sementara pekerjaannya"ujarnya.
Ruas jalan nasional baso batas riau |
Untuk itu, dalam mewujudkan kualitas jalan nasional yang mantap, pihaknya betul - betul melihat perusahaan supervisi pemenang lelang tersebut baik segi administrasi maupun kesiapan teknis nya. Salah satunya dengan melakukan tes kembali kepada perusahaan pemenang lelang bidang supervisi.
"Untuk mengetahui kualitas rekanan yang bermitra dengan kita, perusahaan supervisi yang menang lelang kita tes lagi. Sejauh mana kesiapan rekanan melaksanakan kewajibannya baik dalam hal administrasi dan teknis nantinya,"kata Yudho.
Lebih lanjut disampaikannya, dalam dua tahun masa pandemi covid 19 sangat berpengaruh pada penganggaran proyek yang jauh berkurang. Tentunya hal ini berdampak juga pada keterbatasan pelaksanaan penanganan ruas jalan nasional yang di Sumatera Barat.
"Tidak semua kegiatan ruas jalan yang telah masuk dalam program bisa dilaksanakan karena ada pemotongan anggaran pada kegiatan yang sedang berjalan di masa pandemi ini. Namun dalam kondisi tersebut kita tetap bekerja maksimal untuk terwujudnya kemantapan jalan di Sumbar"ungkap Yudho
Sementara itu, wabah virus covid 19 telah mengakibatkan perekonomian masyarakat menjadi terganggu sehingga pemerintah melalui kementerian PUPR mengeluarkan program padat karya untuk mendukung pemulihan ekonomi rakyat. Program padat karya ini mempekerjakan masyarakat yang kehilangan pekerjaan dalam masa Pandemi covid 19.
"Program padat karya ini pekerjaan nya ada disemua PPK ruas jalan nasional melalui pola kerja swakelola. Tentunya pekerjaan tersebut tidak memakai jasa perusahaan supervisi, kita berharap masyarakat nantinya bisa membedakan pekerjaan padat karya dengan pekerjaan yang memakai jasa konsultan supervisi" imbuhnya.
Menyoal pekerjaan pengaspalan yang sering diinformasikan dilakukan pada waktu hujan, menurut PPK Pengawasan Nafdi, ST. MT, ada kesalahan persepsi. Secara teknis tidak dibenarkan melakukan pekerjaan pengaspalan diwaktu hujan, karena berdampak tidak baik pada aspal jalan. Yang terlihat masyarakat itu pekerjaan pengaspalan sedang berlangsung kemudian hujan turun.
"Pasti beda mengaspal diwaktu hujan dengan saat mengaspal hujan turun, itupun dibolehkan hanya menghampar aspal yang tersisa di mesin mixed (alat penghampar aspal-red)"jelas Nafdi menambahkan. (Men)
Tidak ada komentar